Kamis, 16 Juni 2016

ADAT PERKAWINAN SUKU ROTE

ADAT PERKAWINAN SUKU ROTE

 

 

Suku Rote menjunjung tinggi adat perkawinan sebagai salah satu bagian penting di dalam kehidupan orang Rote.

Dalam adat perkawinan suku Rote yang unik, terdapat tahap-tahap sebagai berikut

1. Peminangan

Peminangan diawali dengan pembawaan mbotik (tempat sirih pinang) di pagi hari oleh ti’i (bibi dari pihak lelaki) ke rumah pihak perempuan. Ti’i menunggu hingga gadis yang akan dipinang bangun (ndao ndao). Kemudian, orang tua gadis akan menyapa “au mai sangga bei bara haik” (saya datang mencari tenaga kerja) dan jika disetujui, dijawab oleh keluarga perempuan, “felasik ala mai” (silakan orang tua datang). Pada tahap peminangan ini, pihak lelaki mengumpulkan seluruh keluarganya sebagai keluarga penerima perempuan (bapa te’o mama te’o) dan keluarga pemberi perempuan (bei huk to’o huk).

2. Peminangan secara resmi

Keluarga lelaki datang dengan rombongan yang berjumlah ganjil, biasanya 5-7 orang. Tahap ini membahas belis dan pembayaran/pengantarannya. Pihak lelaki memiliki acara tu’u belis tu’u belis di mana seluruh keluarga lelaki diundang dan mengumpulkan sumbangan belis, dimulai dari mendaftar keluarga yang akan diundang, membicarakan sumbangan yang akan diberikan, dan menyerahkan sumbangan belis.

3. Pengantaran belis

Pengantaran belis dilakukan sesuai kesepakatan waktu kedua belah pihak dan penyerahannya dilakukan dengan mengucapkan kata-kata penyerahan dan kata-kata penerimaan.

4. Terang Kampung

Terang Kampung adalah proses pengukuhan oleh imam adat sebagai pemimpin upacara perkawinan. Upacara perkawinan dalam Terang Kampung dinamakan Natu du sasook, yang merupakan sebuah pemberitahuan bahwa lelaki dan perempuan tersebut telah resmi sebagai suami istri. Upacara ini disertai dengan pesta yang mengundang kerabat dan kenalan. Pada pagi harinya, pengantin perempuan diantar ke rumah penganti lelaki (Napora atau dode).

busana_tenun_ikat_rote

Dalam pemilihan perempuan untuk menjadi istrinya, seorang lelaki Rote harus memperhatikan ungkapan berikut.

Tu titino

Sao mamete

Tu sangga duduak

Sao sangga safik

Fo ana tea bae nggi leo

Mba ana kula haba babongkik

Yang artinya:

Kawin selidiki baik-baik

Kawin harus diteliti

Kawin harus mencari pikiran yang sama

Kawin untuk menyatukan hati

Agar dapat mempersilakan sirih kepada

Kerabat dan handai taulan.

Dengan demikian, lelaki Rote berhati-hati dalam memiliki perempuan yang akan dijadikan istrinya.

 

 

1 komentar:

  1. terima kasih memberi makna literasi bagi kita warga masyarakat rote di luar pulau rote

    BalasHapus